Live Streaming PKTenable.com Radio

PENDIDIKAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Bumi Tanpa Bully
Kak Seto: Jejaring Sosial Ibarat Pisau Bermata Dua
PRESTASI YES! BULLY NO!

Susatyo Yuwono

Pendidikan menjadi pilar penting pembangunan nasional yang sudah berlangsung sejak era Orde Baru. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan, perhatian terhadap pendidikan sudah muncul seiring dengan pergerakan yang dilakukan oleh beberapa tokoh. Misalnya yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah dengan visi utamanya adalah memperbaiki kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan yang baik.

Seiring perkembangan zaman, pendidikan juga perlu mengikuti perubahan yang terjadi. Pendidikan sebagai upaya untuk menyiapkan manusia dalam menyelesaikan permasalahan tentu perlu selalu penyesuaian. Perubahan zaman menghadirkan perubahan permasalahan pula sehingga perlu diantisipasi sejak dini melalui pendidikan.

Revolusi industri 4.0

Demikian juga dengan era revolusi industri 4.0 yang sekarang menjadi acuan dunia. Era revolusi industri 4.0 disepakati secara umum dicirikan dengan pemanfaatan sistem kerja yang tekoneksi dengan jaringan, kehadiran teknologi cerdas, dan pemanfaatan internet di semua aspek kehidupan. Teknologi informasi menjadi unsur yang tidak terpisahkan dari era ini sehingga hampir semua urusan sehari-hari sudah masuk dalam sistem teknologi informasi.

Melalui pemanfaatan teknologi maka efisiensi dan efektivitas kerja menjadi meningkat, bahkan ada yang menyatakan secara ekstrem tingkat kesalahan kerja menjadi nihil. Pemanfaatan teknologi juga mendorong fleksibilitas dalam sistem kerja sehingga mudah menyesuaikan dengan perubahan.

Namun demikian, keberadaan sistem dan teknologi dalam semua aspek kehidupan berpotensi mengubah peran manusia di dalamnya. Tugas-tugas pekerjaan akan banyak diambil alih oleh mesin, dengan relasi antarbagian juga dilakukan oleh sistem. Keseharian manusia juga akan terfasilitasi oleh mesin dan sistem sehingga relasi sosial menjadi tidak lagi diperlukan. Sebagaimana saat ini hampir semua kebutuhan dicukupi dengan sistem online, apakah jual beli, transportasi dan beragam aplikasi lainnya.

Kondisi tanpa relasi tersebut mengancam keterampilan sosial sehingga antarmanusia kehilangan empati, tidak lagi peduli dengan nasib sesamanya. Kerjasama menjadi sesuatu yang tidak dibutuhkan lagi sehingga konflik menjadi lebih mudah terjadi .

Pendidikan yang sesuai

Revolusi industri 4.0 tidak hanya berarti penguasaan teknologi informasi, namun perlu mengantisipasi beragam ancaman yang mengikutinya. Pendidikan menjadi salah satu unsur penting dalam hal ini. Pendidikan berkepentingan untuk menyiapkan calon sumber daya manusia yang sesuai dengan era revolusi industri 4.0 ini, dengan meminimalkan ancaman tersebut.

Secara umum pendidikan era ini perlu mengadopsi tiga pilar, yaitu pilar kemajuan teknologi, pilar norma sosial & agama, dan pilar peran keluarga & masyarakat. Tiga pilar yang tidak terpisahkan dan perlu saling berkontribusi dalam proses pendidikan.

Kompetensi penguasaan teknologi menjadi penting bagi murid. Pembelajaran berbasis teknologi informasi menjadi poin pertama yang perlu dilakukan oleh sekolah. Kalau selama ini hanya ujian, maka perlu segera dirancang penyampaian materi pelajaran dengan memanfaatkan aplikasi e-learning yang sudah banyak tersedia. Aplikasi ini menuntut kesiapan guru dan sekolah dalam meng-online-kan semua materi pelajaran, sementara murid perlu menyiapkan perangkat agar dapat menggunakan aplikasi. Keterlibatan orangtua tidak terelakkan karena harus memfasilitasi kebutuhan anak.

Sisi negatif dari pemanfaatan teknologi dalam semua aspek kehidupan perlu mendapat perhatian serius berikutnya dari semua pihak. Sekolah perlu menyusun kurikulum yang mendukung terbentuknya kompetensi sosial dan spiritual pada diri murid. Kompetensi ini akan mendampingi kompetensi penguasaan teknologi sehingga diharapkan keterampilan sosial dan aspek spiritual murid tetap tinggi.

Model pembelajaran secara kelompok akan mendorong terbentuknya empati, saling menghargai dan keinginan bekerjasama. Murid akan selalu berhubungan dengan sesamanya di sekolah, dengan tetap memegang norma sosial. Aktivitas keagamaan selama di sekolah juga memegang peran penting agar murid senantiasa terbiasa dengan suasana keagamaan. Kerjasama dengan profesional psikologis juga memegang peran penting khususnya dalam mendeteksi pekembangan murid sejak dini untuk mendukung perkembangan yang optimal. Hal ini akan membantu terbentuknya kepribadian yang sesuai nilai-nilai keagamaan.

Penyusunan materi pelajaran yang sesuai dengan era kemajuan teknologi juga perlu dilakukan. Kurikulum syariah yang dimiliki oleh SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat kiranya menjadi salah satu model materi pelajaran ilmu alam yang banyak menyinggung masalah kemajuan teknologi dikaitkan dengan ilmu agama Islam. Agama Islam menjadi sumber semua ilmu yang perlu dikenalkan kepada murid, sehingga akan terbentuk kebanggaan sebagai salah satu murid sekolah Muhammadiyah.

Bagi sekolah Muhammadiyah, juga penting sekali untuk menggalakkan aktivitas taddarus, ibadah sunah dan salat berjamaah. Kebiasaan yang dimulai di sekolah perlu dipertahankan saat di rumah sehingga kerjasama sekolah dengan orangtua sangat menentukan. Orangtua perlu memahami arah pendidikan di sekolah sehingga akan membantu terjaganya nilai-nilai yang sudah ditanamkan oleh sekolah. Dengan demikian komunikasi sekolah dengan orangtua perlu dilakukan secara periodik, baik secara langsung maupun melalu perwakilan komite sekolah.

Kebiasaan di rumah juga perlu dicermati oleh orangtua. Pemanfaatan teknologi secara cerdas perlu memperhatikan batas-batas yang diatur dalam norma sosial dan agama. Hindari akses pornografi maupun penyalahgunaan internet yang merugikan sesama, misalnya untuk mem-bully orang lain.

Terintegrasinya ketiga pilar akan mendorong keutuhan proses pendidikan sehingga insya Allahmurid akan lebih siap dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Penulis:

Susatyo Yuwono

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, pengurus Himpunan Psikologi Indonesia cabang Surakarta dan Wilayah Jawa Tengah.

 

COMMENTS