Live Streaming PKTenable.com Radio

Dark Horse

SMP Muhammadiyah PK Solo Gelar Plasmic Se- Solo Raya
SMP PK akan Gelar Plasmic
Tidak Perlu Thermometer Gun Setiap Saat, Solusinya Smart Face Shield

PKTEENABLE.COM-Anna untuk ikut bersamaku berlatih di sebuah tempat parkir yang sudah tidak digunakan lagi. Kami memutuskan untuk berlatih disitu karena bukit Antiane belum sepi. Sesampainya ditempat parkiran kami menemukan ada orang lain yang sedang berlatih drifting juga. Seorang pria yang menggunakan mobil Chevrolet Corvette hitam dengan dua garis merah dari depan hingga belakang mobil. Aku dan Anna keluar dari mobil untuk menyaksikan aksi driftnya yang benar benar indah. Bagiku apa yang kusaksikan sekarang ini seperti karya seni, benar benar sebuah mahakarya yang sepertinya tidak ada duanya. Anna juga memperhatikan mobil itu dengan saksama.

            Kami bertepuk tangan begitu mobil tersebut berhenti di depan kami dan pengemudinya keluar dari mobil itu. “Bro, apa yang kau lakukan barusan itu benar benar indah. Boleh kutahu siapa namamu?” tanyaku.

“Panggil saja aku Roan.”

Aku berjabat tangan dengannya lalu memperkenalkan diriku dan Anna.

“Apa kalian akan mengikuti turnamen drift yang akan diadakan disini,” Roan bersandar di mobilnya dengan tangan didalam saku.

“Iya, dan kami bertekad untuk memenangkannya,” kata Anna dengan nada semangat.

Roan tertawa kecil, “Lelucon yang bagus, kalian tidak akan memenangkannya,” katanya.

“Kenapa tidak?!” Aku sedikit kesal dan marah karena perkataan Roan yang merendahkan kami.

“Kau akan tahu sendiri nanti, aku akan menghancurkan kalian para pecundang,” Roan tertawa lalu masuk ke mobilnya. Dia meninggalkan tempat parkir tersebut dengan sangat cepat.

“Lupakan saja perkataanya.” Anna mencoba menenangkanku.

“Dia merendahkan kita, aku menyukai tekhniknya saat drifting tapi tidak dengan sikapnya.” Kata kata Roan masih terulang di kepalaku, aku cukup geram padanya. Aku tidak suka direndahkan, tidak ada satupun orang yang suka direndahkan.

“Hanzo, mari kita fokus berlatih saja,” Anna masuk ke mobilnya dan siap untuk berlatih. “Baiklah, ayo kita berlatih drift tandem, pertama tama aku yang akan menjadi chase driver lalu kita bergantian.” Aku masuk kedalam mobil dan memulai latihan.

Kami selesai berlatih saat sore hari, kami kembali ke bengkel untuk membahas tentang turnamennya dan lain lain. Scott memperkenalkan teman temannya yang akan mejadi kru kami, nama mereka adalah O’Neil, Connor, dan Farrier. Kami semua memperkenalkan diri masing masing, lalu Leon dan Scott mengajak mereka berkeliling bengkel. Sementara itu Gerrard, aku, dan Anna berada di ruang istirahat untuk membahas beberapa hal

“Jadi, bagaimana latihan kalian?” tanya Gerrard kepada kami berdua. “Baik baik saja, tetepi kami tadi bertemu dengan seseorang yang menyebalkan.” Anna menghela napas panjang.

“Namanya Roan, apa kau mengetahuinya?” tanyaku pada Gerrard. Dia menjadi sedikit lebih, “Aku mengetahuinya, dia pemenang turnamen tahun lalu.”

Kami cukup terkejut dengan hal itu. Gerrard bercerita sedikit tentangnya dan sikapnya yang angkuh dan sombong, dia juga suka merendahkan orang lain.

“Pokoknya jangan hiraukan dia, mari bahas turnamennya saja, kebetulan yang lain juga sudah disini,” Gerrard mengambil sebotol soda dari kulkas dan kembali ke tempat duduknya. “Jadi turnamennya akan dimulai sekitar 2 minggu lagi, dan akan diadakan di sirkuit Sardegna. Turnamen akan berlangsung selama sehari, akan ada upacara pembukaan, penyisihan, semifinal, dan final, ya itu saja sih,” jelas Gerrard.

“Bagaimana dengan tenda dan konsumsi?” tanya Connor yang masih sedikit malu untuk bertanya. “Hal itu sudah diurus oleh panitia, tenang saja, hebatnya mereka memberikan pit stop,” jawab Gerrard dengan santai. “Kau tidak perlu malu malu seperti itu Connor, santai saja.” Scott menepuk pundak temannya itu dan tertawa kecil. “Seperti itulah Connor, pemalu,” O’Neil ikut tertawa bersama Scott.

“Sudahlah, sebaiknya kalian pulang dan istirahat, besok dan seterusnya kita akan latihan terus menerus untuk persiapan lomba.” Gerrard berdiri dari tempat duduknya dan meregangkan tubuhnya. Kami semua kembali ke tempat tinggal masing masing, dan aku akan mengantarkan Scott kembali ke rumahnya dahulu sebelum kembali ke apartemenku.

Dua minggu sudah berlalu dan hari ini adalah hari pertama turnamen yang akan diisi dengan upacara pembukaan. Dua minggu itu kuisi dengan berlatih setiap hari dengan Anna dan teman teman yang lain, dan selama 3 hari kedepan aku akan membuktikan bahwa latihanku tidak akan sia sia. O’Neil, Connor, dan Farrier juga sudah cukup akrab dengan kami. Kinerja mereka dan etos kerja mereka benar benar tidak dapat diragukan.

Kami berada di tenda kami mempersiapkan mobil untuk upacara pembukaan pagi kurang 15 menit lagi. Roan dan timnya datang ke tenda kami dan berkata “Kalian tetap datang walau kalian tahu bahwa kalian akan kalah dengan memalukan ya?” Roan tertawa keras diikuti dengan timnya.

“Liat sajalah nanti, aku tidak akan kalah!” aku berteriak ke arah Roan dan timnya. “Terserah kau saja, lanjutkan omong kosongmu itu,” kata Roan sambil meludah, dia tersenyum sinis lalu meninggalkan kami.

“Jangan hiraukan dia, mari fokus saja dengan apa yang kita kerjakan sekarang.” Farrier kembali fokus untuk memeriksa mobil kami sekali lagi. Apa yang dikatakan Farrier itu benar, kami harus fokus pada diri kami sendiri dan tidak boleh terpancing oleh perkataan Roan.

Aku dan Anna mengendarai mobil kami masing masing dan masuk ke trek untuk memulai upacara pembukaan. Upacara pembukaan akan dilakukan dengan semua peserta akan melakukan drift bersama di sepanjang sirkuit selama 1 putaran. Kami bersiap di garis start dan melihat Chevrolet Corvette hitam milik  Roan di depan kami. Aku geram mengingat kejadian di tenda kami, orang itu mempunyai keahlian drifting yang tidak bisa diragukan lagi, tetapi dia orang yang kurang ajar. Aku ingin memukulnya jika ada kesempatan.

Upacara pembukaan dimulai, semua peserta mulai memacu mobilnya dan mulai drifting. Asap yang keluar saat drifting begitu banyak, suara mesin mobil dan gesekan ban dengan trek aspal terus terdengar tiada hentinya. Aku benar benar menikmati ini. Para pengemudi ini benar benar hebat, mereka mengontrol mobil mereka dengan sangat baik. Upacara pembukaan ini benar benar keren, ini merupakan awal yang sangat baik.

Kami mencapai garis finish dan kembali ke tenda kami. “Anna, bagaimana perasaanmu?” tanya Scott yang tersenyum menyambut kami yang barusan selesai upacara pembukaan. “Tadi itu luar biasa, upacara pembukaan yang hebat.” Anna keluar dari mobil, melepas helmnya, dan meninju ke udara. “Tadi itu pemanasan yang bagus, ayo waktunya kita mengganti ban mobil mereka dengan ban baru yang masih segar!” perintah Leon. Aku dan Anna beristirahat sebentar utnuk persiapan babak penyisihan sembari mendengarkan penjelasan Gerrard tentang siapa yang akan kita lawan di babak pertama.

            “Jadi ada 32 peserta di turnamen ini, jika kalian melaju terus ke final maka kalian akan bertanding 5 kali. Lawan Hanzo di babak pertama adalah Julian Cooper, pengemudi dari Roland RT yang menggunakan mobil Toyota Supra mk 4,” Kata Gerrard kepadaku yang sedang minum. “Dan aku ada di kloter ke berapa?” tanyaku pada Gerrard. “Kloter pertama, jadi bersiaplah. Anna, kau akan melawan Steve Orlane dari tim yang sama dan menggunakan mobil Toyota AE 86, mobil lawas yang super keren menurutku,” Gerrard menoleh ke arah Connor yang mengacungkan jempol pertanda mobil sudah siap dipakai lagi.

            Gerrard sempat menjelaskan bahwa turnamen ini menggunakan sistem drift tandem, akan ada lead driver yang harus membuat mobil berada dalam keadaan drift yang bersih terus menerus, mereka juga bisa mengenai clipping zone yang biasanya akan ada di sisi luar tikungan dan clipping point yang biasanya ada di sisi dalam tikungan untuk mendapat point tambahan. Sementara itu ada juga chase driver yang harus menjaga kedekatan dengan lead driver dengan cara drift bersih dan tidak boleh ada kontak langsung seperti menabrak atau menyerempet lead driver.

            Trek yang digunakan akan dimulai dari tikungan pertama hingga tikungan ke empat. Aku siap memulai dengan menjadi chase driver terlebih dahulu. Aku dapat menempel lawanku dengan baik, sangat dekat. Aku juga diuntungkan karena lawanku tidak dapat melakukan drift dengan bersih. Saat bergantian aku menjadi lead driver, aku dapat menyelesaikannya dengan sempurna dan mengenai clipping point dan clipping zone. Ketiga panel juri memutuskan aku yang melanjut ke babak selanjutnya.

            Saat aku melihat giliran Anna, dia dapat mengalahkan lawannya dengan baik. Steve Orlane memberikan perlawanan yang berarti, dia cukup hebat menurutku. Saat kembali ke tenda untuk pengecekan mobil, Gerrard memberitahu jika lawanku selanjutnya adalah James Arthur yang menggunakan mobil Ford Mustang. Anna akan melawan John Stennis yang menggunakan Nissan R32.

            Babak ini kuselesaikan dengan perjuangan yang cukup berat. Ford Mustang itu memiliki akselerasi yang sangat hebat, aku kesulitan mendekati mobil itu saat menjadi chase driver. Saat menjadi lead driver semua berjalan dengan baik. James Arthur dapat dengan mudahnya menjaga kedekatan dengan mobilku, tetapi dia menyerempet dan dia mengerem hingga mobilnya berhenti. Aku lolos walau cukup kewalahan melawan James Arthur.

            Aku dan Anna terus melanjut hingga babak 8 besar. Di pertandingan selanjutnya semua juga berjalan dengan lancar. Kami berdua lolos lagi ke babak semifinal. Para juri, panitia, komentator, dan penonton terkagum bahwa kami sebagai tim yang tidak diunggulkan sama sekali dapat melaju sejauh ini. Kami menjadi tim kuda hitamyang mampu mencengangkan seisi sirkuit.

            Saat kami berbahagia karena lolos ke semifinal telah berakhir. Gerrard memberi tahu kami bahwa lawan Anna selanjutnya adalah Roan. “Lihat saja, aku akan mengalahkannya!” kata kata itu keluar dari mulut Anna dengan nada yang bersemangat dan ambisisus. Aku sendiri tidak tahu apakah Anna akan berhasil lolos atau tidak. Aku dan teman teman hanya bisa berharap yang terbaik untuknya. Sementara itu lawanku juga berat, namanya Norman. Dia menggunakan Chevrolet Camaro warna hitam dan dipadukan dengan garis warna merah di bagian atas mobil.

            Aku bersiap di garis start sebagai lead driver. Camaro itu juga sudah bersiap disampingku. Begitu dimulai, aku mencoba untuk melakukan drift sebaik mungkin. Camaro itu dengan mudahnya mendekat di belakangku. Ku akui bahwa Norman juga tidak kalah hebat dari Roan. Saat bergantian aku menjadi chase driver, aku kesulitan menjaga kedekatan dengan Norman. Saat aku mengira aku akan kalah, hal tidak terduga terjadi. Mobil Norman mengalami oversteer sehingga mobilnya keluar trek dan membuatnya tereliminasi. Aku benar benar beruntung, sangat sangat beruntung.

            Aku sempat menonton Anna bertanding melawan Roan. Hasil dari pertadingan itu adalah kemenangan bagi Roan. Saat kembali ke bengkel, Anna terlihat frustrasi. Dia melemparkan helmnya ke tanah dan berteriak sekeras mungkin. “Roan memang hebat, kau lihat sendiri tadi,” kata O’Neil sambil menghela napas panjang. “Ayolah Hanzo, aku yakin kau bisa mengalahkannya.” Scott memberiku tepukan di bahu untuk menyemangatiku. “Dia benar, gaya mengemudi Norman dan Roan tidak jauh berbeda,” kata Gerrard dengan nada serius. “Tapi aku mengalahkan Norman dengan keberuntungan, itu semua karena dia mengalami oversteer,” kataku dengan nada pesimis. “Hanzo, kau adalah pengemudi yang terhebat diantara kita semua, caramu mengendalikan mobil itu benar benar suatu mahakarya,” kata Anna yang mencoba menyemangatiku.

            “Dia benar, kau pengemudi yang hebat Hanzo.” Norman muncul di tenda kami secara tiba tiba. “Norman, apa yang kau lakukan disini?” tanyaku terheran heran. “Itu tidak penting, sekarang pergilah dan kalahkan Roan, tidak ada pertanyaan lagi.” Kata kata Norman itu membuatku sangat bersemangat untuk mengalahkan Roan. Aku tidak paham alasannya, tetapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin mengalahkan Roan dan memenangkan turnamen ini.

            “Dan inilah dia momen yang ditunggu tunggu, babak final yang mempertemukan antara sang kuda hitam Hanzo dengan Nissan Silvia S15 dan sang juara tahun lalu Roan dengan Chevrolet Corvette, beri tepuk tangan yang meriah!” kata kata dari komentator itu membuat suasana menjadi sangat tegang. Aku sudah bersiap di garis start dan disampingku ada Roan dengan mobilnya.

            Pertandingan dimulai dengan aku yang menjadi lead driver. Roan sangat dekat denganku dari awal hingga akhir. Tetapi penampilanku juga sangat bagus, bahkan bisa dibilang sempurna. Saat bergantian aku mencoba mendekati Roan terus menerus, tetap menempel dibelakangnya dengan sempurna. Juri menganggap kita seimbang dan diadakan babak tambahan dengan aku menjadi lead driver. Aku menjalankan mobilku, melesat melalui tikungan yang ada. Roan tetap menempel di belakangku hingga selesai.             Juri sedang berdiskusi untuk siapa yang lebih unggul. Aku dan teman temanku merasakan ketegangannya, menunggu keputusan juri terasa sangat lama. “Jadi pertandingan sengit antara kedua belah pihak dimenangkan oleh…….” komentator menunggu sejenak. “HANZOO!” komentator itu meneriakkan namaku, aku menjadi pemenang, aku mengalahkan Roan. “Hebat sekali Hanzo!” Gerrard dan lainnya bersorak gembira. Aku naik keatas podium dan mengangkat piala kemenangan tinggi tinggi. Memenangkan turnamen ini untuk tim dan teman temanku benar benar menyenangkan, sangat menyenangkan. Impianku sejak kecil tercapai, impian kami semua telah tercapai.

Penulis Thea Axelia Dyandra

COMMENTS