Generasi milenial, istilah yang sudah tidak asing di telinga. Istilah ini seolah menjadi kebanggaan para generasi muda. Ada berbagai pendapat mengenai makna generasi milenial oleh para ahli. Generasi milenial atau disebut juga generasi Y menurut Karl Mannheim sang pencetus teori generasi pada tahun 1923 mengatakan bahwa generasi Y merupakan manusia yang lahir diatas tahun 1980-an hingga 1997.
Setelah generasi Y, lahirlah generasi Z. Ada berbagai perbedaan pendapat mengenai tahun generasi Z. Namun dari berbagai pendapat, seperti dilansir www.tirto.id generasi Z merupakan orang-orang yang lahir di generasi yang sudah lahir teknologi internet. Di Indonesia sendiri internet hadir di tahun 1990. Kemudian tahun 1994 penyelenggara jasa internet komersial bernama indonet muncul. Bisa dibilang generasi Z Indonesia merupakan orang yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Baik generasi Y maupun generasi Z memiliki banyak persamaan sehingga banyak yang menganggap sama.
Generasi milenial sudah disuguhi dengan internet sejak mereka kecil. Berbagai kemudahan teknologi sudah akrab sejak mereka belum begitu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Bahkan kebenaran di era milenial seolah menjadi bias dan abu-abu.
Kemudahan teknologi tak jauh berbeda dengan pedang. Jika sobat muda bisa memanfaatkannya dengan baik, pedang ini akan mengantarkanmu untuk memenangkan peperangan kehidupan. Namun jika sobat muda tak bisa menggunakannya dengan benar, pedang ini akan memenggal kepalamu.
Seperti infografis yang disajikan diatas, dalam hal selera fashion, hiburan, kuliner, akses informasi, hingga liburan, sebagian besar generasi milenial memilih yang instan dan mudah. Generasi milenial bisa memesan makanan dan mengobrol dengan guru dalam satu waktu dengan bantuan gadget. Hal ini jika tidak disikapi secara hati-hati akan membentuk karakter pemuda yang malas, ingin mendapatkan segala sesuatu dengan instan, dan mengabaikan proses jerih payah.
Kemudahan yang disajikan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus tetap dibarengi dengan keimanan dan ketaqwaaan. Sebagai seorang muslim, Al Qur’an dan Al Hadits adalah dua lentera yang akan menjadi penuntun menghadapi kehidupan di zaman yang terbolak-balik. Kedua lentera inilah yang akan membimbingmu menilai hitam dan putihnya jalan hidup. So bagi sobat muda, gaul boleh tapi harus tetap solih ya. (redaksi)
COMMENTS