MEMBUAT SHORT MOVIE BERSAMA TEMAN-TEMAN
Karya : Annisa Yasmine / 9B
Pada lomba bulan bahasa tahun lalu, saat kelas 8 ada perlombaan membuat short movie antar kelas. Kelasku mengambil tema persahabatan untuk short movie. Awalnya Avi dan Faya, tim pembuat naskah, bingung harus membuat alur untuk naskahnya bagaimana.
“Gimana ini, Fay? Kita harus cepet mbuat naskahnya, soalnya naskahnya juga harus dikumpulin.” kata Avi kepada Faya.
“Ya gimana, aku juga udah nggak tahu mau mbuatnya gimana. Aku udah nggak ada ide.” jawab Faya. Tetapi akhirnya mereka berhasil membuat naskah untuk short movie itu. Awalnya, ada masalah tentang naskah kami yang mirip dengan naskah kelas lain. Tetapi setelah itu, ternyata mereka mengubah naskahnya.
Kami take untuk short movie itu setelah pulang sekolah. Kami melakukan beberapa scene yang berlatar di sekolah. Aku juga ikut menjadi cameo saat adegan di kelas, aku juga mendapatkan beberapa dialog. Sebenarnya aku tidak mendapatkan dialog, tetapi Danica. Tetepi, berhubung Danica sudah menjadi cameraman, aku yang menggantikannya.
“Eh, Man. Kamu ngambilnya dari pojok deket pintu wae, nanti biar Anang yang di pojok deket meja guru” kata Danica ke Firman sambil membenahkan kameranya di atas loker.
“Yawes, aku tak ngambil dari sini, tapi nek Anang ngambilnya dari situ akunya kelihatan kamera apa nggak?” jawab Firman.
“Nggak yo, Man. Nggak kelihatan.” Jawab Anang kepada Firman.
Ada beberapa adegan yang mana membuat kami harus mengangkat beberapa meja dan kursi. Aku sempat terjatuh saat mengangkat meja dan kursi itu. Walaupun kami sudah lelah karena kami take setelah pulang sekolah, kami tetap melanjutkan untuk membuat short movie itu.
Kami juga take di Tawangmangu untuk beberapa scene. Kami ke Tawangmangu menggunakan beberapa mobil orangtua kami, dan ditemani beberapa wakil orangtua kami. Kami berangkat ke Tawangmangu pada hari Sabtu siang dan pulang pada hari Minggu pagi.
Puncak-puncak cerita short movie ada di Tawangmangu. Hal-hal seru lainnya juga banyak terjadi di Tawangmangu. Kami take di Tawangmangu di hari Sabtu dan Minggu. Kami menginap di vila di Tawangmangu. Ada 2 vila, satu vila untuk orangtua dan anak perempuan, dan yang satunya lagi untuk anak laki-laki. Di vila tersebut ada halaman yang sangat luas. Di halaman itu juga kami akan shoot.
Saat kami datang, kami langsung menaruh barang-barang kami dan beristirahat sebentar. Setelah itu kami langsung mendirikan tenda untuk keperluan short movie. Saat kami mendirikan tenda, kami kesusahan untuk mendirikan salah satu tenda.
“Ini gimana to? Ini nggak ada besinya to? Untuk negakin tendanya?” kataku.
“Ada besinya yo harusnya. Coba Tanya mamanya Nurul. Tan, ini ada besinya?” tanya danica kepada mamanya Nurul.
“Ada, Say. Ini.” jawab mama Nurul sambil mengambilkan besi dari tas tenda.
“Lha terus, sekarang ini benerinnya gimana?” tanyaku kepada Danica.
“Besinya dimasukin dari sini, terus nanti dikeluarinnya dari sini.” jawab Danica sambil menunjukkan lubang yang akan dimasuki besi-besi panjang dan kecil itu.
“Ooo… Ok!” jawabku.
Saat take scene di Tawangmangu, anak laki-laki yang tidak ambil bagian dalam scene bermain. Mereka berputar-putar lalu mereka lomba berlari. Orang yang menuju garis finis paling cepat adalah pemenangnya. Rio juga ikut bermain dalam permainan itu, akibatnya di malam hari saat Rio harus take Rio masuk angin. Padahal Rio adalah pemain utama laki-lakinya. Lucunya, saat Rio masuk angin, tiba-tiba ia terbangun karena ada kecoa terbang.
Karena saat Rio harus take Rio sakit dan karena hujan, take pada malam hari ditunda hingga hujan reda. Akhirnya hujan reda sekitar pukul 10 malam, saat itu juga kami langsung take shoot.
Kami mengambil kayu-kayu bakar untuk api unggun. Kami bergotong-royong untuk membawa kayu-kayu itu. Awalnya kami kesulitan untuk menyalakan api unggun, tapi pada akhirnya api unggun bisa nyala. Saat kami shoot di dekat api unggun, kami kepanasan walaupun malam itu dingin.
Di tengah-tengah shoot, hujan turun lagi, walaupun hanya gerimis, tetapi itu membuat api unggun mulai meredup. Kami juga kekurangan lighting, untungnya ada mobil orangtua kami yang bisa dijadikan lighting.
Setelah shoot selesai, kami langsung masuk ke vila kami masing-masing dan bersiap untuk tidur. Di vila anak laki-laki, ada TV. Mereka menonton sepak bola saat waktunya tidur, akhirnya, TV itu diambil oleh mamanya Nurul. Sedangkan di vila anak perempuan, kami tidak bisa tidur. Akhirnya kami bisa tidur setelah lampu dimatikan. Kami baru bisa tidur saat tengah malam.
Saat pagi hari, di vila anak perempuan, ada alarm HP kami yang berbunyi berkali-kali. Walaupun alarm sudah berbunyi berkali-kali kami tidak bisa bangun tepat waktu karena kami kelelahan. Akhirnya kami bisa bangun. Setelah bangun kami langsung mengambir air wudhu dan bersegera sholat subuh.
Sekitar pukul 9 atau 10 Minggu pagi, kami berangkat untuk pulang, karena besoknya hari Senin dan kami harus sekolah, dan ada upacara juga. Di hari Senin beberapa dari kami tidak masuk sekolah karena terlalu lelah. Kecuali Anang, Anang tidak masuk karena ia harus mengedit short movienya.
Beberapa minggu kemudian, saat upacara, pemenang lomba short movie diumumkan. Kami gugup karena pemenangnya akan diumumkan. Juara satunya adalah kelas 7A, dan ternyata, juara keduanya adalah kelas kami, kelas 8B. Walau hadiahnya tidak banyak, kami tetap senang karena usaha kami terbayar.
COMMENTS