“Belajar terus ya nak. Jangan kayak papah. Kamu harus lebih baik dari papah. Kalau bener lakuin, jika salah ya ngaku salah dan minta maaf.”
Surakarta, PKTeenable.com- Kalimat yang bernada nasihat di atas selalu terkenang di benak remaja tanggung saat menikmati proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Sorot mata remaja yang kini menginjak kelas 8 dan bernama lengkap Muchammad Ichwanurrafi mengarah jauh ke buku-buku yang ditata di rak perpustakaan. Sembari tersenyum tipis, ia menceritakan sosok ayah yang menjadi inspirasi dirinya untuk bercita-cita menjadi seorang dokter spesialis bedah. Cita-cita ini ia sematkan pada dirinya karena sehari-hari melihat kesibukan ayah, Abdul Rachim, yang sehari-hari mengelola klinik 24 jam Cahaya Sehat. “Saya ingin seperti ayah, tetapi harus lebih dari Ayah,” tutur Raffi (panggilan akrab) kepada PKTeenable.com pada Senin (8/1/2018).
Belum lama ini terdengar kabar bahwa Muchammad Ichwanurrafi berhasil meraih juara pertama dan menyabet medali emas dalam lomba olimpiade IPA/ Sains kategori SMP/Mts tingkat nasional dalam ajang OlimpicAD (Olimpiade Ahmad Dahlan) V Lampung 2017. Prestasi itu tidaklah mudah diperoleh oleh remaja kelahiran Surakarta, 2 Agustus 2004. Ia harus menaklukan berbagai event perlombaan bidang IPA/Sains sebelumnya. Juara 2 Olimpiade Sains/IPA Olimpicad Pentasbora tingkat provinsi di Semarang tahun 2017. Pernah pula, ia memperoleh juara 1 Olimpiade Sains Topaz tingkat nasional di Malang tahun 2017. Pada tahun 2016, Raffi pernah menjadi juara 3 Try out UKK di Manahan.
Prestasi demi prestasi bertubi-tubi diraih remaja berusia 14 tahun dalam bidang IPA/ Sains. Memang ia senang menekuni dunia IPA/Sains. Raffi mengatakan bahwa motivasi senang IPA karena ia bisa mengetahui hal-hal yang tidak biasa orang lain tahu seperti mempelajari organ dalam manusia, klasifikasi hewan, rumus-rumus fisika, dan masih banyak yang lain. “IPA itu seru karena bisa tahu hal yang tidak biasa orang lain tahu,” ungkapnya.
Di sekolah Raffi sering menghabiskan waktu untuk praktik di laboratorium IPA sekolah bersama guru pembimbingnya. Raffi melakukan praktik bedah kodok untuk belajar organ dalam hewan. Praktik respirasi (pernapasan) dengan menggunakan jangkrik yang dimasukkan ke respirometer lalu diukur laju pernapasannya. Praktik uji makanan untuk mengetahui kandungan protein, karbohidrat, bahkan glukosanya.
Di rumah pun ia selalu menghabiskan waktu membaca buku IPA. Ia mengaku memiliki banyak koleksi buku IPA di rumah seperti seri koleksi Olimpiade Sains karya Yohanes Surya, buku Maestro Olympiade, dan sebagainya. Biasanya ia membaca buku selepas menjalankan ibadah sholat Maghrib.
Kini putra dari pasangan Abdul Rachim dan Nurul Afny Erlina aktif mengikuti pembinaan lomba yang dilakukan sekolah setiap Jumat sore. Ia pun mempersiapkan diri untuk sukses dalam segala ajang perlombaan IPA/Sains untuk membanggakan orang tua dan sekolah. Kata-kata Sang Ibu juga selalu dikenangnya, “Semangat belajar dan jangan malas-malas.”
Editor: Aryanto
COMMENTS