Perjuangan Seorang Siswa
Karya Nisrina Ulayya Safitri Kelas 9
Aya dan Vian adalah sepasang sahabat yang duduk di kelas 9 di SMP Nusantara Sakti. SMP Nusantara Sakti merupakan sekolah favorit di Jawa Timur. Sekolah di SMP favorit tidaklah mudah dan menyenangkan seperti yang orang-orang bayangkan. Mereka harus berjuang mati-matian untuk tetap mempertahankan prestasi. Belum lagi jika ada seorang guru yang selalu membanding-bandingkan dengan kakak kelas mereka. Seperti itulah yang Aya dan Vian alami, tetapi Vian selalu semangat dan tidak pernah putus asa. Berbeda dengan Aya yang terkadang semangatnya terlalu tinggi lalu tiba-tiba tidak ada semangatnya sama sekali.
Setiap hari, Aya selalu berkutat dengan buku, kertas, soal, dan tulisan. Ia harus berangkat sekolah pukul 6 pagi dan pulang pukul setengah lima sore, belum lagi jika ada les malamnya dan PR yang harus segera ditumpuk. Ketika weekend, Ia manfaatkan dengan menghiburkan diri. Biasanya Ia akan meminta orang tuanya untuk pergi ke tempat wisata atau menghabiskan waktu dengan bermain dirumah Vian dan teman lainnya.
Saat Aya keluar dari kelasnya, Ia melihat Vian di depan kelasnya.
“Viiiiiaaaaaaannnnnnnn!” teriak Aya
“Apasih, Ay? Pagi-pagi udah teriak-teriak” omel Vian
“Hehe, maaf-maaf. Kesel, kesel, kesel”
“Sini-sini masuk, duduk. Ada apa? Cerita dong”
“Masa ya, tiap Bu Linda masuk kelas, selalu aja cerita kalo kakak kelas kita ginilah, gitulah”
“Loh, bukannya bagus kan? Untuk motivasi kita”
“Motivasi apaan? Serasa kita itu nggak ada apa-apanya di mata Bu Linda”
“Mungkin niat Bu Linda baik”
“Iya sih, tapi kan tiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk mendapatkan yang terbaik”
“Yaudah, kalo gitu berarti kita harus nunjukin bahwa kita bisa”
“Gimana caranya?”
“Coba kita kumpulin anak-anak, kita jelasin kalau kita nggak suka dibanding-bandingin”
“Waaaaaaaaa, kamu emang sahabat terbaikku deh”
“Hmmmmm, gitu aja baru muji”
“Hehe, peace”
Satu-dua bulan, tidak banyak yang mengikuti rencana Aya dan Vian. Memasuki bulan ketiga dikelas 9, lambat laun teman-teman mereka mulai sadar bahwa berjuang dikelas 9 tidaklah mudah. Mereka mulai melakukan usaha-usaha untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Usaha yang pertama kali Aya dan teman-temannya lakukan adalah mendekatkan diri kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang menentukan takdir seorang hambanya. Di waktu luang, mereka beribadah dengan cara sholat-sholat sunnah bagi yang beragama Islam. Banyak dari mereka yang mengingatkan kebaikan kepada teman lainnya.
Di pagi hari, Aya yang sedang berjalan ke mushola, Ia melihat Nia yang sedang duduk-duduk diteras sekolah.
“Niaaa” panggil Aya
“Apaan?” jawab Nia
“Kamu ngapain duduk-duduk disini? Daripada nggak ada kerjaan kita sholat aja yuk, kita do’a sama Allah agar dimudahkan saat mengerjakan ujian-ujiannya nanti”
“Mmmmm, iya deh boleh”
Usaha kedua yang mereka lakukan adalah kompak dalam berteman, saling membantu ketika ada teman yang kesusahan, dan belajar dengan serius.
Di saat pelajaran Bahasa Inggris, Aya terlihat sangat kesusahan karena Ia tidak mengerti apa yang dimaksud teks soalnya, Vian yang melihat Aya kesusahan langsung membantunya.
“Ada yang bisa saya bantu?” ejek Vian
“Ihh, nggak usah ngece gitu to” elak Aya
“Haha iyaiya bercanda, sini-sini aku bantuin”
“Ini no 13 gimana maksudnya?” tanya Aya
“Itu kamu disuruh nyari pesan moral dari teksnya”
“Oo gitu, baik deh”
“hmmm”
Usaha ketiga mereka adalah menghargai guru yang sedang menjelaskan pelajaran. Mereka mendengarkan dengan seksama tanpa ada yang ngobrol sendiri-sendiri. Ketika ada teman yang ngobrol, salah satu dari mereka mengingatkannya untuk memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Ketika mereka ngobrol dengan guru, mereka menggunakan bahasa yang sopan dan santun.
Seperti itulah yang mereka lakukan setiap harinya, bahkan hingga nanti mereka selesai Ujian Nasional. Melelahkan memang, tapi mereka harus menjalaninya dengan ikhlas demi meraih masa depan mereka.
Bulan demi bulan telah mereka lewati. Hingga saatnya mengerjakan Ujian Nasional. Sebelum mereka masuk ruang ujian, mereka meminta doa restu kepada orang tua, guru, dan teman lainnya yang saling mendoakan.
“Yah, Bu, doain Aya agar sukses mengerjakannya dan dapat melanjutkan sekolah yang favorit juga” (Aya mencium tangan kedua orangtuanya)
“Iya, nak. Ayah dan ibu selalu mendoakanmu” jawab orangtua Aya
Beberapa minggu setelah mereka melaksanakan Ujian Nasional, tibalah hari dimana pengumuman hasil Ujian Nasionalnya. Dan yang mereka dapat adalah sekolah mereka mendapatkan peringkat 1 se-Jawa Timur, yang lebih mengejutkan lagi Aya mendapatkan nilai tertinggi disekolahnya dengan jumlah 39,00. Nilai yang sempurna.
Setelah pengumuman, mereka berkumpul di hall untuk mendapatkan ucapan selamat dan memberikan penghargaan bagi mereka yang mendapat nilai terbaik.
“Ibu bangga kepada kalian, Ibu tidak menyangka akan menjadi sekolah terfavorit se-Jawa Timur. Maafkan ibu karena telah meremehkan kalian. Saya mengucapkan selamat kepada kalian” kata Bu Linda, kepala sekolah mereka.
Akhir cerita, mereka dapat membuktikan bahwa mereka dapat memberikan yang terbaik dengan cara mereka sendiri
COMMENTS